Kalau sistim Pemilu 2004 terutama Pemilu
2009 akan digunakan lagi dan terus akan digunakan, maka dipastikan tidak akan
pernah menghasilkan orang-orang pembaru yang berkualitas dan orang-orang yang
berpihak kepada rakyat.
Pemilu 2014 sudah bisa ditebak, pasti akan
dikendalikan oleh para konglomerat yang akan mengambil manfaat dari anggota
badan legislatif dan pasangan kepala pemerintahan terpilih. Faham
neo-liberalisme/kapitalisme dan neo-kolonialisme/imperialisme akan terus
berlanjut dan dilanjutkan.
Para konglomerat kapitalis itulah yang pada
hakikatnya telah menjarah kekayaan bumi dan air Indonesia; melalui penguasa
baru, yang mengambil keuntungan pribadi dan kelompok, bukan keuntungan rakyat
secara bersama.
Para konglomerat kapitalis yang berkolusi
dengan penguasa neo-liberalis dan kapitalis; pendukung praktik
neo-imperialisme/kolonialisme itulah yang akan mengemudikan Republik Indonesia
sesuai dengan selera mereka, bukan selera yang sesuai dengan hati nurani
rakyat.
Melalui pemilu, kroni neo-Orde Baru yang
menganut faham neo-liberalisme dan kapitalisme berupaya untuk mempertahankan
kekuasaan dinasti atau kelompok. UUD 2002 memang telah membatasi jabatan kepala
badan eksekutif dan kepala daerah selama dua periode saja. Tetapi mereka telah
merancang berbagai undang-undang agar kekuasaan itu tetap berada di tangan
kelompok atau keluarganya.
Pemilu 2014 bila terjadi, sudah dipastikan
akan memunculkan nama keluarga, dan kroni neo-Orde Baru. Dimulai dari SBY yang
sudah pasti akan membuat desain agar Partai Demokrat menjadi pemenang pemilu.
Jiwa patriotik bukan syarat utama. Yang terpenting adalah bagaimana agar
kekuasaan bermuara pada orang-orang terdekatnya. SBY bukanlah orang berkualitas
secara moral dan patriotisme. Sebagian besar hidup SBY dilatih untuk menjadi
tentara model TNI-nya Soeharto.
Sebagai catatan,
Sebagai catatan,
beberapa kesalahan atau pelanggaran HAM oleh SBY pada
masa lalu., antara lain adalah:
1) Kapten SBY memimpin serangan
militer ke kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1977.
2) Brigjen SBY sebagai Kepala Staf
Teritori/Sosial Politik ABRI (setingkat di bawah Panglima ABRI) adalah
perancang penyerbuan ke Kantor Sekretariat PDI Pro Mega pada 27 Juli
1997.
3) SBY sebagai Kepala Staf Teritori/Sosial
Politik ABRI telah membiarkan penculikan dan penghilangan beberapa aktivis dan
mahasiswa oleh intel-intel Kopassus sepanjang 1996-1998.
Megawati juga bukan tidak punya kesalahan.
Pengampunan konglomerat hitam yang telah membawa kabur triliunan rupiah dana
BLBI terjadi pada masa pemerintahan Megawati. Penjualan aset negara BUMN
Indosat, korupsi penjualan kapal tanker Pertamina, dan lain-lain. Megawati
bukanlah orang memiliki ilmu pengetahuan cukup dalam mengendalikan negara.
Kebijakannya telah terkomtaminasi oleh tipu daya Laksamana Sukardi yang kini
melarikan diri dengan membentuk Partai Demokrasi Pembaruan (PDP). Juga terjebak
oleh saran-saran dan beberapa keputusan SBY yang pada era pemerintahan
Megawati, menjabat sebagai Menteri Koodinator Politik dan Keamanan (Menko
Polkam).
Amien Rais pun bukanlah orang yang punya
prinsip teguh dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Menerima dana kampanye
pilpres 2004 dari dana korupsi Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Semula
Amien Rais berkata berani dibawa ke pengadilan, tapi akhirnya berdamai dengan
SBY di Bandara Halim Perdanakusuma.
Singkatnya, Pemilu 2014 memang tidak akan
menghasilkan pemimpin-pemimpin baru yang patriotik dan berjiwa Pancasila. Yang
dihasilkan adalah orang-orang dari kalangan pemimpin Orde Baru dan neo-Orde
Baru yang punya dosa masa lalu. Dengan Pemilu 2009 dan nanti 2014, maka STATUS
QUO selalu akan dipertahankan, dan dipertahankan. Terbukti gedung DPR/MPR
sebagai rumah rakyat telah diberi pagar setinggi 4 meter. Bagaimana mungkin
rakyat bisa menyampaikan aspirasi pada wakil-wakilnya di parlemen bila keadaan
sudah begitu.
Bila disimak, maka akan terlihat secara
nyata bahwa sistim Undang-Undang Kepartaian dan Undang-Undang Pemilu ditujukan
yang berlaku sekarang ditujukan untuk mempertahankan kekuasaan. Lewat
undang-undang tersebut akan selalu terpilih orang-orang yang lebih mementingkan
kekuasaan kelompok dan partai. Kekuasaan yang akan selalu melindungi dan
terjaminnya keselamatan pribadi atau kelompok mereka sendiri daripada
mengutamakan kesejahteraan rakyat.
Seperti halnya Pemilu 2004 dan 2009, Pemilu
2014 nanti sudah bisa ditebak bahwa akan selalu diwarnai politik uang,
ketidak-mandirian pemilih, penuh kebohongan, manipulasi, keterlibatan militer
serta intervensi asing.
Kembali ke BERANDA
0 komentar:
Posting Komentar