Kira-kira Rp6.700.000.000.000,00 uang negara telah lenyap begitu saja. Beberapa media menyebutkan bahwa uang sejumlah itu telah dimanfaatkan oleh SBY dan kroninya sebagai biaya kampanye Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden pada 2009.

Boediono dan Sri Mulyani, foto: rimamews.com
Dokumen Tim Asistensi untuk sosialisasi Kebijakan Bank Century yang dibentuk Departemen Keuangan menyebutkan pertama kali Menteri Keuangan mengetahui kondisi Bank Century setelah ada laporan dari Gubernur Bank Indonesia, Boediono, melalui rapat telekonferensi pada 13 November 2008. Ketika itu Sri Mulyani Indrawati sedang berada di Washington DC, mendampingi SBY. 

Keesokan harinya pada 14 Nov 2008, Sri Mulyani Indrawati melaporkan tentang Bank Century tersebut secara lisan kepada SBY. Kemudian SBY mengintruksikan agar Sri Mulyani Indrawati segera pulang ke Jakarta. 

Menurut Marzuki Alie, Presiden tidak tahu-menahu mengenai kasus Bank Century tersebut. Presiden mengetahui setelah dana Bail Out dicairkan. Dari peristiwa itu bisa disimpulkan bahwa pasti ada yang bohong di antara dua pernyataan tersebut. Yang pasti kebijakan Bail Out tersebut hanya untuk menyelamatkan Bank Century, bukan ekonomi Indonesia. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencatat sejumlah kelemahan dalam analisis dampak sistemik kasus Bank Century yang dibuat oleh Bank Indonesia dan pemerintah. Salah satunya, kesimpulan yang lebih didasarkan pada judgement kualitatif. Sedangkan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) berpendapat bahwa analisis risiko sistemik yang diberikan BI didukung data yang cukup dan terukur untuk menyatakan bahwa Bank Century dapat menimbulkan risiko sistemik, lebih kepada analisis dampak psikologis. 

Marzuki Alie. foto: matanews.com
Data lengkap tanya jawab dan pernyataan tersebut tertuang dalam NOTULEN RAPAT KOMITE STABILITAS SISTEM KEUANGAN (KSSK) pada Jumat, 21 November 2008, pukul 00.11 s.d. 05.00 WIB, dengan agenda: Pembahasan Permasalahan PT Bank Century, tbk. Notulen ditandatangani oleh Ketua KSSK, Sri Mulyani Indrawati dan anggota KSSK, Boediono.



Argumentasi ekonom bidang moneter, Sri Mulyani Indrawati, bahwa penutupan Bank Century akan berdampak sistemik, yakni rush besar-besaran pada bank-bank lain juga tidaklah tepat. Perbandingan yang dipakai adalah ketika terjadi penutupan atas 16 bank swasta pada 1998. Padahal seharusnya yang menjadi pembanding adalah ketika terjadi kasus Bank Summa pada 1992, yang ternyata tidak berdampak apa-apa pada perekonomian Indonesia. Pada tahun 1992 itu, Sri Mulyani Indrawati sendiri sedang bersekolah di luar negeri tepatnya di Amerika Serikat. Sehingga tidak pernah mengalami peristiwa Bank Summa yang dramatis tersebut; yang ternyata tidak berdampak apa-apa atas perekonomian nasional atau secara spesifik tidak ada rush besar- besaran pada waktu itu.

Yang sebenarnya adalah ball out terhadap Bank Century telah direncanakan untuk mengumpulkan biaya kampanye 2009 dan menjadi sebuah mega skandal perampokan uang negara.

Pada 2009 itu, Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyoo tidak mendapat dukungan dari Barack Obama lantaran sebelumnya Susilo Bambang Yudhoyono dan Sudi Silalahi mendukung  Mc Cain yang menjadi lawan Barack Obama dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.



0 komentar:

Posting Komentar