Jakarta, Indowarta
 
Ratusan mahasiswa dari tiga organisasi ekstra kampus, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menuntut pembubaran Badan Anggaran DPR RI dan menangkap mafia anggaran. 

"Kami mendesak DPR, pertama bubarkan Badan Anggaran DPR sekarang juga, tangkap mafia anggaran yang bersarang di Senayan, kembalikan uang rakyat sekarang juga, stop kebocoran APBN," kata koordinator lapangan, Lendi Oktapriadi, di depan gerbang Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (20/9).

Dalam aksi itu, massa mahasiswa membawa sejumlah spanduk dan bendera organisasi.

Spanduk yang dibawa antara lain bertuliskan 'Tangkap mafia anggaran', 'Tangkap dan gantung mafia anggaran DPR RI', 'Bersihkan mafia DPR' dan 'Bubarkan Banggar'. Sebagian spanduk dipasang di pintu gerbang DPR. Massa yang datang antara lain mengenakan jas almamater berwarna biru tua, biru langit dan hijau. Namun banyak juga yang mengenakan pakaian bebas.

Para demonstran menyanyikan lagu-lagu nasional. Aksi yang dimulai sejak pukul 13.30 WIB ini tidak memacetkan lalu lintas Jalan Gatot Subroto lantaran aksi hanya digelar di depan pintu gerbang..

Lendi menilai, kejahatan korupsi di Indonesia dari hari ke hari semakin mengkhawatirkan. Mereka mengatakan dimasa lalu 'kejahatan kerah putih' banyak terjadi di wilayah eksekutif sebagai pemegang kekuasaan anggaran.
Namun kini, persebaran tindak pidana korupsi semakin meluas. Menjamah wilayah legislatif selaku pihak yang menyusun anggaran.

"Situasi inilah yang menurut kami disikapi secara sungguh. Jangan ada rasa takut karena para mafia yang ada di badan anggaran jauh lebih keji dan bengis dari seorang pembunuh," tegasnya.

Mereka menyatakan, pelaku korupsi saat ini justru semakin menjamur. "Mati satu tumbuh seribu. Dan sungguh malang negeri ini, mereka para wakil rakyat yang ada di Senayan yang saat ini mengatas namakan Banggar hanya menjadi surga untuk mafia anggaran," kecam Rendi.

Tiga organisasi mahasiswa itu mencatat, ada sekitar 2,5 persen dana APBN menguap, atau sekitar Rp 1.200 triliun maka ada 30 triliun untuk rakyat diambil oleh para mafia anggaran.Jika angka tersebut bergerak keatas menjadi 10 persen, maka Rp 120 triliun raib dan masuk ke kantong koruptor.

"Mereka yang ada di Badan Anggaran adalah pembuat skenario aliran dana dari hulu," katanya.

http://indowarta.com 

0 komentar:

Posting Komentar