Jakarta - Dunia kedirgantaraan Indonesia kembali berduka karena tragedi kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak. Sebelumnya, di Indonesia juga pernah terjadi tragedi serupa yang menimpa pesawat Garuda Indonesia 152 yang menabrak tebing di Sibolangit, Sumatera Utara (Sumut).

Apakah penyebab kecelakaan Sukhoi sama dengan penyebab kecelakaan GA 152 di Sibolangit? Dari wikipedia, kecelakaan GA 152 di Sibolangit diketahui akibat miskomunikasi antara ATC dengan pilot yang menyebabkan pesawat mengambil arah yang salah dan menabrak tebing gunung. Pesawat tersebut meledak dan terbakar, menewaskan seluruh penumpang dan awaknya.

Pada Kamis (10/5/2012) petang kemarin, Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi, dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusumah, mengatakan Sukhoi mengalami kecelakaan pada ketinggian 5.800 kaki dan dan berada di tebing dengan kemiringan 85 derajat.


"Saya pastikan tadi pagi sesudah kami menemukan lokasi, kami yakinkan bahwa pesawat sudah terjadi kecelakaan," jelas Tatang.

"Jadi dia seperti Controlled Flight Into Terrain (CFIT) pada ketinggian 5.800 feet, itu sangat tinggi, pada kemiringan 85 derajat," imbuh Tatang.

Controlled Flight Into Terrain
adalah sebuah istilah yang artinya sebuah pesawat yang laik terbang dan tidak mengalami kerusakan serta di bawah kendali pilotnya, tanpa sengaja terbang dan menabrak terrain/daratan, obstacle/penghalang, atau air. Penerbangnya biasanya tidak sadar sampai akhirnya terlambat untuk menghindar.

Analisa tentang kecelakaan itu lantas bertebaran, mulai mempertanyakan rute joyflight yang tidak lazim karena menuju ke arah gunung, pilot meminta izin dari 10 ribu ke 6 ribu kaki di wilayah Gunung Salak, sinyal darurat yang tidak berfungsi hingga sinyal telepon genggam yang menyala.

Belakangan diketahui, rute joyflight itu atas permintaan pilot yang sudah dikoordinasikan oleh PT Trimarga Rekatama, agen Sukhoi di Indonesia. Jadi, rute itu pun tidak serta merta diputuskan mendadak. Rute itu sudah didiskusikan lebih dahulu. Para penerbang ini juga sudah berkoordinasi dengan pihak terkait. Mengenai berbagai analisa yang bertebaran itu, KNKT tidak mau berspekulasi sampai investigasi selesai.

"Menabrak atau tidak akan ada investigasi sendiri. Itu kelihatannya kami belum menemukan tanda-tanda badan pesawat pecah beberapa bagian.


ATC:GIA 152, turn right heading 046 report established localizer

GIA 152: Turn right heading 040 GIA 152 check established.

ATC: Turning right sir.

GIA 152: Roger 152.

ATC: 152 Confirm you're making turning left now?

GIA 152: We are turning right now.

ATC:152 OK you continue turning left now.

GIA 152: A (pause) confirm turning left? We are starting turning right now.

ATC: OK (pause) OK.

ATC: GIA 152 continue turn right heading 015.

GIA 152: (scream) Allahu akbar! (Translation: Allah is great!) 


Sumber: detikNews
 


0 komentar:

Posting Komentar