Kemelut
berita tentang parasut yang ditemukan oleh Sertu Abdul Haris dan enam
anggotanya saat melakukan pencarian korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet
di Gunung Salak akhirnya terjawab sudah. Sertu Haris melaporkan saat menuruni
jurang dengan kemiringan sudut 85 derajat bermodalkan tali, telah menemukan
Jasad yang tergantung di pohon dengan parasut. Penulis terkejut dan kita semua
juga terkejut. mulailah berkembang bermacam-macam spekulasi berita. Penulis
membuat artikel dengan judul “Pilot Sukhoi Pakai Parasut? Ada Hijacking?” (http://hankam.kompasiana.com/2012/05/13
)
Banyak
yang membantah kalau ditemukan parasut pada saat pencarian korban.
Penulis percaya info tersebut bahwa keterangan Sertu Haris sebagai anggota
pasukan elit yang dibanggakan informasinya tidak salah. Salah satu syarat
menjadi anggota Kopassus adalah sudah mengikuti Separkoad (Sekolah Para dan
Komando TNI AD), artinya dia juga penerjun. Nah, disitulah asumsi penulis
mengatakan bahwa Haris faham dan bisa membedakan yang namanya parasut dengan
perlengkapan terbang lainnya. Penjelasan Sertu Abdul Haris dapat disimak dari
video ini (di menit 2.16) http://www.youtube.com/watch?v=fnMM25ZPg94
. Aneh, itulah yang kita rasakan, bahwa informasi kecil itu akan menjadi sangat
penting dalam penyelidikan kecelakaan pesawat terbang.
Memang
setelah menemukan jasad yang diduganya penerbang pesawat, para anggorta
Kopassus jelas dengan susah payah menurunkan dari pohon dan melepaskan dari
parasut yang katanya menggantung. Setelah itu jenazah di angkat dan digeser ke
posko dengan susah payah, hingga sempat menginap semalam di perjalanan dan baru
keesokan harinya ketujuh anggota itu sampai ke Posko. Pembantahan soal parasut
juga terjadi di RS Polri, tidak ada jenazah pakai parasut. Secara logika, para
anggota Kopassus tadi tidak mungkin membawa jenazah serta parasutnya. Tugas
mereka melakukan evakuasi korban, dan lagipula, pada lereng yang demikian
terjal, siapa yang berfikir untuk menyelamatkan parasut yang juga berat.
Disitulah logika berfikirnya. Bagi mereka yang pernah mengikuti latihan gunung
hutan pasti bisa merasakan betapa beratnya medan sangat terjal dengan
kondisi cuaca yang tidak menentu. Nafas sampai di leher dan kaki serasa mau
putus, itu yang juga penulis rasakan saat mengikuti Introduction Latihan
Komando Paskhasau.
Penjelasan
soal adanya parasut yang mengembang di lokasi jatuhnya Sukhoi SSJ100 dibenarkan
dan dijelaskan oleh Ketua KNKT Rusia, Serge Korostiev, yang mengatakan parasut
memang menyatu dengan peralatan untuk bertahan hidup (survival kit), yang
disimpan pesawat bersama peralatan lainnya.”Parasut berada di dalam satu boks
kontainer yang merupakan survival kit kalau pesawat harus mendarat secara
darurat,” kata Korostiev melalui penerjemah saat jumpa pers di Bandara Halim
Perdanakusuma, Selasa (15/5).
Survival
kit itu berisi minuman, makanan dan peralatan obat. “Adanya ledakan, banyak
spare part pesawat banyak jatuh dari tempat kecelakaan dan parasut secara
otomatis terbuka,” katanya. Dia menjelaskan bahwa parasut itu bukanlah
alat untuk menyelamatkan diri pilot seperti yang ada di pesawat
tempur. ”Parasut ada, tapi bukan untuk pilot meloncat dari pesawat, bukan
untuk eject seperti di kursi pilot. Tapi sebagai survival kit.” demikian
penjelasannya.
Kini
kita menjadi jelas bahwa SSJ100 tersebut memang dilengkapi dengan parasut,
berarti informasi dari Sertu Abdul Haris benar adanya. Hanya yang belum jelas
dan perlu penjelasan bagaimana parasut terpasang ketubuh pilot itu. Yang jelas
parasut dengan survival kit terlempar saat terjadi impact dan mungkin terlempar
bersama-sama dengan pilot, atau pilot sudah memakai parasut sebelum terjadinya
impact. Itulah misteri yang belum terjawab, dan ini penting sekali nilai
informasi intelijennya.
Apa
yang terpenting dari kasus ini? Pimpinan team penyelamat selain melakukan
evakuasi juga sebaiknya memberikan pembekalan kepada anggota team apa yang harus
dikerjakan, kalau bisa dengan bukti foto. Setiap informasi yang dikumpulkan
oleh team lapangan diterima dan menjadi fakta oleh analis. Bisa saja terjadi
sebuah kecelakaan karena sebuah pembajakan dan pesawat ditabrakkan ke gunung
oleh pembajak. Peristiwa 911 adalah pelajaran yang sangat berharga dan mungkin
saja itu terjadi disini. Juga kemungkinan lain adanya sabotase. Jangan
dikesampingkan kemungkinan-kemungkinan ekstrim seperti ini.
Dari
penjelasan Marsda TNI (Purn) Soenaryo, perwakilan PT Trimarga pada acara
Indonesia Lawyers Club, TV One malam in (15/5) mengatakan saat ditanya oleh Pak
Karni Ilyas, apakah sebagai agen Sukhoi mengetahui apa kegiatan crew pada malam
sebelum penerbangan. Dijelaskannya bahwa PT Trimarga saja tidak mengetahui di
hotel mana crew menginap, dan tidak tahu apa kegiatan crew malam itu.
Dikatakannya rahasia. Nah, apakah informasi tersebut tidak berharga? Mengapa
pihak Rusia merahasiakan penginapan crew dan rombongannya kepada agennya
sekalipun. Aneh bukan? Apakah mereka merasa ada ancaman? Apakah hanya sekedar
kehati-hatian.
Ini
adalah proyek prestise bangsa Rusia, merupakan kebangkitan investasi dan
pembangunan industri penerbangan pesawat komersial yang proyeknya berharga
milyaran dollar. Ini bukan sebuah proyek kecil, tetapi proyek raksasa dan
merupakan masa depan sebuah negara. Tidak semua pihak menyukai kesuksesan
kecermelangan proyek Sukhoi Superjet 100 ini. Kita semua faham, apakah tidak
mungkin ada tangan-tangan jahil dan berlumuran darah yang berusaha
menggagalkannya. Kenapa di Indonesia? Tolong diukur, apakah sistem sekuriti
penerbangan dan bandara sudah memadai? Sangat mungkin sesuatu digarap di
Indonesia karena sense of
security kita lemah.
Olah
karena itu, jangan dibantah dahulu penemuan team yang berada di lapangan. Setiap
informasi sekecil apapun sebaiknya dijadikan fakta, hargai anggota team yang
sudah demikian berat dan berkorban tenaga serta daya dalam operasi penyelamatan
itu. Bagi yang tidak faham sebaiknya jangan memberikan pendapatnya, terlebih di
media elektronik, lebih-lebih main bantah. Rasanya tidak cukup penyelidikan
hanya dibebankan kepada KNKT semata, sebaiknya dengan adanya indikasi yang
tidak wajar, libatkan Badan Intelijen, baik BIN, Bais TNI ataupun Intelijen
Polri, agar penyelidikan lebih komprehensif. Karena apabila nanti terbukti
kecelakaan disebabkan karena sesuatu yang ekstrim, bangsa Indonesia juga yang
akan malu. Nah, black box yang sudah ditemukan malam tadi mudah-mudahan akan
menjawab semua misteri ini. Semoga bermanfaat.
Prayitno
Ramelan (
www.ramalanintelijen.net )
Sumber:: http://hankam.kompasiana.com/2012/05/16/parasut-itu-ada-kenapa-laporan-anggota-kopassus-dibantah/
0 komentar:
Posting Komentar