INILAH.COM, Kendari - Demo penolakan kenaikan BBM terus dilakukan oleh kalangan mahasiswa. Kali ini aksi penolakan dilakukan oleh puluhan mahasiswa di Unhalu, Kendari.

Puluhan mahasiswa Jum’at (9/3) kemarin melakukan unjuk rasa di sekitaran Unhalu. Saat berorasi mereka mengeluarkan pernyataan, apabila harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinaikan oleh pemerintah, maka SBY dan Budiono harus lengser dari jabatannya.

Korlap aksi demo, Herlan Haerul, menyatakakan, bila rencana pemerintrah pusat menaikan harga BBM pada tanggal 1 April 2012 jadi diimplementasikan, berarti SBY-Budiono tidak peka terhadap nasip rakyat kecil yang menderita, terutama masyarakat ekonomi lemah.


“Kebijakan menaikan harga BBM, kami anggap kebijakan sesat yang akan menyengsarakan rakyat. Kalau kebijakan ini diterapkan, secara langsung akan memiliki efek domino tehadap naiknya harga sembako dan yang tak kalah parahnya, akan berdampak ada pemecatan para pekerja pabrik di mana-mana,” teriak Herlan saat melakukan orasi dalam perjalanan menuju DPRD Sultra.


Tuntutan pendemo agar pemimpin tertinggi di negeri ini turun, karena dinilai tidak berhasil mensejaterahkan rakyat, justru menambah beban yang akan dipikul oleh masyarakat kecil. “SBY-Budiono harus turun, karena tidak mampu menepati janji untuk mensejaterahkan rakyat,” ungkapnya.


Ia juga menilai, bahwa pemerintahan saat ini tidak belajar dari pengalaman tahun 2005, ketika menaikan harga BBM, ribuan pekerja harus kehilangan pekerjaan dan memicu naiknya jumlah pengangguran. “Pemerintah seharusnya lebih mementingkan kepentingan rakyat dari pada kepentingan lainnya, ”jelasnya.

Herlan juga menambahkan, pemerintah seharusnya melalukan pembelian minyak tanpa perantara, karena sampai hari ini pembelian minyak masih menggunakan calo, tidak langsung kepada produsen minyak.

Jika salah satu alasan menaikan harga BBM karena harga pasaran minyak dunia naik sampai 118 dolar perbarel dan akan mengancam pendapatan Negara, menurut mahasiswa, sebenarnya masih ada cara lain untuk meningkatkan pendapatan Negara dari sektor migas dengan melakukan renegosiasi penjualan gas ke China serta evesiensi import minyak. Selain itu management cost recoveri agar dibenahi, dengan cara itu tidak harus menaikan harga BBM.

Ditambahkannya, aksi ini merupakan langkah awal yang dilakukan, untuk memberikan isyarat kepada pemerintah. “Akan ada aksi susulan yang lebih besar bersama seluruh BEM se-Sultra yang akan dilaksanakan pada tanggal 12 Meret nanti. Dan aksi ini akan terus berlajut sampai tanggal tersebut dan kita akan bermalam di pelataran parkir MTQ Kota Kendari, ”jelasnya.


Untuk itu ia menghimbau kepada masyarakat untuk bergabung dalam aksi Akbar menolak kenaikan harga BBM tersebut. Di DPRD Sultra tidak ada satupun anggota DPRD yang menemui mereka.


 

0 komentar:

Posting Komentar