JAKARTA-Presiden SBY menjadi sasaran
caci-maki, sinisme, kecaman dan kejengkelan publik (mahasiswa, aktivis muda,
masyarakat) karena sikap ''ambivalen dan ambigunya” dalam kasus kriminalisasi
KPK oleh Polri. SBY jelas dinilai bukan pemimpin yang tegas dan benar,
melainkan elite penguasa yang tidak jelas dan bermuka janus.
Lihatlah, kecaman, caci-maki dan kejengkelan
serta frustasi publik atas BSY akibat sikapnya yang mendua, ragu-ragu dan
ambigu dalam membasmi korupsi, dan tidak ikut memperkuat KPK.
Berikut ini caci maki dan frustasi publik terhadap SBY/Cikeas.
Kegaduhan terkait ketegangan antara insitusi
Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak hanya terjadi di Gedung
Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat (5/10/2012) malam hingga Sabtu
(6/10/2012) dinihari tapi juga di dunia maya. Tagar (#)
"saveKPK" dan "presidenkemana" mewarnai linimasa di twitterland. Situs
salingsilang mencatat, tagar "saveKPK" menjadi salah satu topik tren
di twitter Indonesia.
Tagar itu digunakan para pengguna twitter
Indonesia sebagai bentuk dukungan terhadap KPK yang kini tengah menghadapi
berbagai “serangan” untuk melemahkan lembaga tersebut. Polri menarik sejumlah
penyidiknya di KPK menyusul penyidikan kasus dugaan korupsi di tubuh Korps Lalu
Lintas Polri. Akibatnya, KPK kini mengalami krisis tenaga penyidik . Sementara
di parlemen, anggota dewan yang terhormat tengah berupaya merevisi UU KPK yang
pada poin revisinya justru mempreteli sejumlah kewenangan KPK.
Belum lagi serangan-serangan itu surut, Jumat
malam puluhan aparat kepolisian yang dipimpin Direktur Reserse Kriminal Umum
Kepolsian Daerah Bengkulu, Komisaris Besar Dedy Irianto, mendatangi Gedung KPK
untuk menangkap salah seorang penyidik terbaik KPK, Kompol Novel Baswedan.
Novel dituding terlibat dalam sebuah tindak pidana saat bertugas di Polda
Bengkulu pada tahun 2004. Novel adalah penyidik KPK yang memimpin penggeledahan
di Gedung Korlantas Polri beberapa waktu lalu.
Tindakan polisi semalam sontak menyulut
respons masyarakat di dunia maya. Berbagai kicauaan berisi dukungan terhadap
KPK bergemuruh dalam senyap di linimasa. Dukungan moral ini disatukan dalam
tagar "saveKPK" dan "presidenkemana". Masyarakat di dunia
maya mempertanyakan sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyon. Mereka berpendapat,
Presiden seharusnya turun tangan untuk menyelesaikan perseteruan yang terjadi
di antara dua insitusi hukum di negeri ini.
Situs salingsaling mencatat, sepanjang Jumat
kemarin, muncul 39.997 kicauan tercatat di topsy.com dengan tagar
"saveKPK". Beberapa akun Twitter selebriti, politisi, serta aktivis
di linimasa, turut meramaikan dukungan melalui tagar ini.
Akun @pakbondan menulis, “Kita nyatakan
perang terhadap siapa pun (dan atas nama apapun) yang menyerang dan men-teror
para penyidik KPK. #SaveKPK”
Akun @febridiansyah berkicau, “Mhn sebarkan
berita kehilangan ini ke seluruh penjuru kampung. Presiden yg (katanya) memipin
pemberantasan korupsi HILANG.. #saveKPK".
Hal senada juga disuarakan akun @GlenFredly
yang menulis, “Korupsi adalah kejahatan kemanusiaan yang paling dahsyat
kawan..mari selamatkan bangsa ini dgn nurani yg tulus bersama!#SaveKPK”.
Selain tagar "saveKPK", linimasa
malam tadi juga diramaikan tagar "presidenkemana". Akun @PheenQ
berkicau, "Dear Mr&MrsAlien, Did you kidnap our president?
#presidenkemana #SaveKPK"
Akun @redtitian berseru,
"Mr.President..are you composing another song, or someting?
#presidenkemana #SaveKPK"
Dukungan masyarakat terhadap KPK tidak hanya
ditemui di twitter. Di situs change.org ada petisi yang dibuat aktivis anti
korupsi Anita Wahid bertajuk "Serahkan Kasus Korupsi POLRI Ke KPK!
Hentikan Pelemahan KPK!". Saat tulisan ini dibuat, petisi tersebut telah
ditandatangani 8.230 pendukung.
Di Facebok dukungan serupa juga muncul dalam
bentuk halaman bertajuk “Save KPK Save Indonesia”. Saat tulisan ini dibuat,
halaman tersebut telah mendulang 4.708 like. Foto-foto aksi mendukung KPK di
Gedung KPK malam tadi telah diunggah di sana.
Dukungan rakyat
Selain dukungan di dunia maya, dukungan nyata
disampaikan sejumlah tokoh dengan mendatangi Gedung KPK menjelang tengah malam.
Mereka bergabung bersama sekitar seratusan orang dalam solidaritas antikorupsi.
Beberapa tokoh yang terlihat adalah Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Deny Indrayana, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, pakar komunikasi
politik Effendi Ghazali, pakar hukum pidana Saldi Isra, pengamat politik
Yunarto Wijaya, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan
Haris Azhar.
Ditemui di Gedung KPK semalam, Anies
menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mendukung KPK yang saat ini
sedang dilemahkan. "Kita butuhkan dukungan seluruh komponen masyarakat.
Tolong, jangan hanya rakyat jelata yang dukung KPK saja. Pejabat dan petinggi
negara ini kemana? Ayo dukung KPK," tegas Anies Baswedan.
Sementara itu, dihubungi terpisah, Juru
Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, Presiden Yudhoyono belum perlu
turun tangan dalam urusan ini. Menurut Julian, Presiden telah memerintahkan
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto untuk
mengambil langkah-langkah yang diperlukan secara terukur, cepat, dan tepat guna
menyelesaikan masalah tersebut. Menko Polhukam, misalnya, telah memerintahkan
Kapolri Jenderal Timur Pradopo agar menarik pasukan dari KPK.
Pasukan polisi memang akhirnya undur diri
dari KPK. Mereka gagal membawa Novel. Tapi, entah, mereka mundur karena
perintah Kapolri atau karena tekanan masyarakat yang bergelora tadi malam baik
di dunia nyata maupun dunia maya. Meski ketegangan mereda, Anda masih akan
menemukan tagar ini lini masa Anda: #save KPK #presidenkemana.
Sumber: RIMANEWS.COM
0 komentar:
Posting Komentar